Jumat, 23 Mei 2014

Kebutuhan zat gizi pada pasien berbagai sistem tubuh kardiovaskuler



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease).
Hipertensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh menurunkan beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah memperbaiki pertumbuhan.
B.  Rumusan Masalah
a)        Apa pengertian diet jantung dan hipertensi?
b)        Bagaimana cara pengaturan makanan pada pasien diet jantung dan hipertensi?
c)        Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan pada diet jantung dan hipertensi?
C.  Tujuan Penulisan
a.         Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu gizi.
b.        Tujuan Khusus
1.         Untuk mengetahui pengertian diet jantung dan hipertensi.
2.         Untuk mengetahui cara pengaturan makanan pada pasien diet jantung dan hipertensi.
3.         Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada diet jantung dan hipertensi.
D.  Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode studi pustaka dan diskusi kelompok.
E.   Sistematika Penulisan
Pertama, pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan). Kedua, pembahasan (materi atau isi makalah). Ketiga, penutup (kesimpulan dan saran).












BAB II
ISI
A.  Diet jantung
a)    Pengertian diet jantung
Penyakit jantung merupakan suatu penyakit kronis yang gejala baru muncul setelah jantung secara berangsur-angsur mulai kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Secara langsung dan tidak langsung munculnya penyakit jantung in mumcul sebagai akibat dari terakumulasinya kadar kolerterol jahat yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. sehingga porses itu memunculkan plak di pembuluh darah sehingga mengurangi kelenturan dari pembuluh darah dan mengakibatkan masalah penyakti jantung.
Pemberian diet jantung ini memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh tanpa memperberat kerja jantung, dan juga dapat memberikan efek pengurangan berat badan, serta mencegah munculnya resistensi air dan garam yang dapat memunculkan hipertensi.
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease).
Dalam keadaan tidak terkompensasi (Decompensitio Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah, yang berakibat terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila disertai infeksi (endocarditis atau carditis), gagal jantung, setelah myocrd infarct, dan setelah operasi jantung.
Tujuan Diet
Tujuan diet jantung adalah:
1.    Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2.    Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
3.    Mencegah atai menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Jantung adalah sebagai berikut:
1.        Energy cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2.        Protein cukup yaitu 0,8 g/kg BB.
3.        Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energy total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh.
4.        Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan displidemia.
5.        Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak dibutuhkan.
6.        Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
7.        Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas.
8.        Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
9.        Cairan cukup, kurang lebih 2 lite/hari sesuai dengan kebutuhan.
10.    Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
11.    Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
b)   Hal-hal yang harus di perhatikan pada penderita penyakit jantung
Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan dalam perawatan diet penderita jantung koroner :
1)        Pembatasan kandungan kalori dalam diet perlu dilakukan lebih-lebih jika penderita tergolong obesitas atau berat badannya melebihi berat badan ideal. Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya mempunyai berat badan sedikit di bawah berat badan ideal.
2)        Penggunaan lemak jenuh harus dihindarkan, sedangkan lemak tak jenuh berganda (polyunsatrated fatty acid) yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah, dapat diperbanyak untuk menggantikan lemak jenuh.
3)        Pemakaian gula dalam diet sehari-hari hendaknya tidak berlebihan, karena konsumsi gula yang tinggi dapat mempermudah terjadinya aterosklerosis.
4)        Untuk mengurangi beban kerja jantung, porsi makanan sebaiknya kecil. Agar tubuh mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup, frekuensi pemberian makanan hendaknya lebih sering.
5)         Pengurangan garam perlu dilakukan apabila penderita menunjukkan tanda-tanda kenaikan tekanan darah atau terlihat adanya edema.
6)        Bahan makanan yang dapat menimbulkan gas dalam lambung seperti kol, lobak, durian, dan sebagainya sebaiknya tidak diberikan.
7)         Bumbu-bumbu yang dapat menimbulkan rangsangan seperti lombok, merica, dan sebagainya hendaknya dihindarkan.
8)        Penderita tidak diberi minuman berupa kopi, teh kental, atau minuman yang mengandung soda (soft drink) dan alkohol.
9)         Makanan atau kue yang terlalu manis dan makanan berlemak atau dimasak dengan lemak hendaknya tidak diberikan.
Disamping perawatan dietetik, juga perlu dilakukan upaya penyembuhan yang lain, terutama mengurangi berbagai faktor risiko, seperti merokok, tekanan emosional, dan sebagainya. Juga olah raga fisik perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan berat badan.
c)    Cara pengaturan makan pada penderita penyakit jantung
Penatalaksanaan Gizi
Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh menurunkan beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah memperbaiki pertumbuhan.
Intervensi dan pendidikan pasien
Tindakan di bawah ini dirancang untuk mengurangi efek gagal jantung kongesif.
Pengurangan natrium pada diet untuk mengurangi retensi cairan.
Jumlah natrium yang diijinkan berkisar 45-70 mg/kg/hari pada bayi, dan 2 g untuk orang dewasa. Kotak pembatasan natrium memberikan petunjuk untuk mencapai pembatasan natrium. Biasanya ini diperlukan untuk jangka panjang, sehingga pasien dan keluarganya perlu mendapatkan instruksi tentang pembatasan natrium.
Pengurangan pemasukan cairan untuk membantu mengurangi volume peredaran darah
Jumlah cairan yang diijinkan berkisar 80-160 ml/kg/hari pada bayi dan 1,5-2 L/hari untuk orang dewasa. Ini termasuk yang berasal dari makanan serta cairan yang diberikan bersama obat. Beberapa makanan padat pada suhu ruangan dan cair pada suhu tubuh. Gelatin dapat dihitung 100% air, es krim 33% dan es buah 50%. Zat-zat gizi bila mungkin harus dipenuhi dalam volume kecil.
Tingkatkan pemasukan kalium menjadi 4,5-7 g/hari, kecuali bila ada gangguan ginjal.
Diuretic meningkatkan kehilangan kalium dan terjadi hipokalemia sebagai predisposisi dari toksi digitalis.
Bagi makanan yang akan dimakan sehari menjadi porsi kecil.
5-6 porsi kecil sehari adalah lebih baik dan dapat diterima dengan baik pada pasien dengan sesak nafas, dari pada 3 porsi besar sehari.
Capai berat badan optimum pada orang dewasa dan pertumbuhan yang baik pada anak-anak.
Orang kegemukan dengan gagal jantung kongesif dapat menigkatkan beban pada otot jantung. Penurunan berat badan sangat penting. Pasien malnutrisi, terutama anak-anak memberikan gambaran perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk gagal jantung kongesif bila diberikan makanan pipa yang terus menerus.
Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet jantung I
Diet jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct Dekompensasio Kordisi Berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama1-2 hari pertama bila pasien menerimanya. Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet Jantung II
Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energy, protein, kalsium, dan tiamin.
Diet Jantung III
Diet Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energy dan kalsium, tetapi cukup zat lain.
Diet Jantung IV
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV Garam Rendah. Diet ini cukup energy dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
Bahan Makanan Sehari
1.    Diet Jantung I
Pada diet jantung I pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi seperti nasi, daging ayam, telur ayam, tempe, sayuran dan minyak. Diperbolehkan mengkonsumsi buah 400 g, margarine tidak bergaram 1 sdm, gula pasir 8 sdm, susu skim bubuk 20 sdm.
2.    Diet Jantung II
Pada diet jantung II pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi tempe dan margarine tidak bergaram. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 100 g, daging 100 g, telur ayam 50 g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 1 ½ sdm, gula pasir 2 sdm dan susu skim bubuk 4 sdm.
3.    Diet Jantung III
Pada Diet Jantung III pasien tidak di perbolehkan mengkonsumsi margarine tidak bergaram dan susu skim bubuk. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 200 g, daging 100 g, telur ayam 50 g, tempe 75 g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 1 ½ sdm dan gula pasir 3 sdm.
4.    Diet Jantung IV
Pada Diet Jantung IV pasien tidak di perbolehkan mengkonsumsi margarine tidak bergaram dan susu skim bubuk. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 250 g, daging 100 g, telur ayam 50 g, tempe 125 g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 2 ½ sdm dan gula pasir 3 sdm.



Jadwal makan pasien Penyakit jantung
Waktu
Bahan Makanan
Diet Jantung I
Diet Jantung II
Diet Jantung III
Diet Jantung IV
06.00
Gula pasir
Margarin
Susu Skim Bubuk
1 sdm
½ sdm
4 sdm
-
-
-
-
-
-
-
-
-
08.00
Beras
Telur Ayam
Tempe
Sayuran
Minyak
Margarin
Gula Pasir
Susu skim bubuk
-
-
-
-
-
1/5 sdm
1 sdm
4 sdm
30 g
50g
-
100 g
½ sdm
-
1 sdm
4 sdm
50 g
50 g
25 g
100 g
½ sdm
-
1 sdm
-
50 g
50 g
 25 g
 100 g
½ sdm
-
1 sdm
-
10.00
Sari jeruk
Papaya
Gula pasir
1 gls
-
1 ½ sdm
-
1 ptg sdg
1 sdm
-
1 ptg sdg
1 sdm
-
1 ptg sdg
1 sdm
12.00/18.00
Beras
Daging
Tempe
Sayuran
Papaya
Margarine
Minyak
Gula pasir
Susu skim bubuk
-
-
-
-
-
1/5 sdm
-
1 sdm
4 sdm
35 g
50 g
-
100 g
1 ptg sdg
-
½ sdm
-
-
75 g
50 g
25 g
100 g
1 ptg sdg
-
½ sdm
-
-
100 g
50 g
50 g
100 g
1 ptg sdg
-
1 sdm
-
-
16.00
Sari jeruk
Papaya
Gula pasir
1 gls
-
1 ½ sdm
-
1 ptg sdg
-
-
1  ptg sdg
1 sdm
-
1 ptg sdg
1 sdm
20.00
Gula pasir
Margarin
Susu skim
1 sdm
1/5 sdm
4 sdm
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Bahan  Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Bahan Makanan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat
Beras tim atau disaring: roti, mie, kentang, makroni, biscuit, tepung beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, kentang, gula pasir, gula merah, madu dan sirup
Makanan yang tidak mengandung gas atau alcohol, seperti: ubi, singkong, tape singkong, dan tape ketan.
Sumber Protein Hewani
Daging sapi, ayam dengan lemak rendah: ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.
Daging sapid an ayam yang berlemak: gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting dan kerang-kerangan, keju dan susu penuh.
Sumber Protein Nabati
Kacang-kacangan kering, seperti: kacang kedelai dan olahnya, seperti tahu dan tempe.
Kacang-kacangan kering yang mengandung lemak cukuo tinggi seperti kacang tanah, kacang mete dan kacang bogor.
Sayuran
Sayuran yang tidak mengandung gas, seperti: bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu siam, dan tauge.
Semua sayuran yang mengandung gas seperti: kol, kembang kol, lobak, sawi dan nangka muda.
Buah-buahan
Semua buah-buahan segar seperti: pisang, papaya, jeruk, apel, melon, semangka dan sawo.
buah-buahan segar yang mengandung alcohol atau gas, seperti: durian dan nangka matang.
Lemak
Minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis: kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas.
Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit: santan kental.
Minuman
Teh encer, coklat, dan sirup.
Teh/kopi kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, seperti bird an wiski.
Bumbu
Semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas.
Lombok, cabe rawit, dan bumbu lain yang tajam.














B.  Hipertensi
a)    Pengertian Hipertensi
Hipertensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus. Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
       Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
       Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
       Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Patofisiologi
Peningkatan voulume darah, kecepatan denyut jantung, resistensi pembuluh darah tepi akan mengarah ke hipertensi. 90% dari kasus adalah “hipertensi esensial”-di mana penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi adalah faktor risiko untuk CVA (cerebral vascular accident), infark miokard dan gagal ginjal.
Pengobatan
Obat-obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi meliputi diuretic, obat penghambat beta adrenergic seperti fentolamin, dan obat antihipertensi seperti metildopa. Perubahan diet dan cara hidup juga penting dalam pengobatan hipertensi.
b)   Hal-hal yang harus di perhatikan pada penderita hipertensi
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali.
Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari). Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat dan keempat, diet rendah energi (bagi yang kegemukan). Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan olahraga secara rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:
1.        Jika kelebihan berat badan. Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Menurunkan bobot badan merupakan strategi sangat efektif dalam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan perbaikan ini.
2.        Kurangi asupan natrium (sodium). Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar. Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para lansia.
3.        Usahakan cukup asupan kalium (potassium). Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing. Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
4.        Batasi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun.
c)    Cara pengaturan makan pada penderita hipertensi
Mengatur pola makan penderita hipertensi. Bagi penderita hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.        Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight) clan kegemukan (obesitas). Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof Antihypertensive Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na), tinggi gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis.
2.        Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan. Sebaliknya, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa asam lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan tekanan darah. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu. Selain itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.
3.        Membatasi asupan garam (natrium klorida). Penurunan asupan garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3 hingga 1/2 populasi sensitif terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam dari makanan yang mengandung banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat menurunkan tekanan darah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan natrium sekitar 1,8 g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mm Hg, dan tekanan darah diastolik 2 mm Hg pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Hal yang juga perlu diingat, bahwa respons tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi untuk setiap orang, karena faktor genetik atau faktor dari penderita itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya. Dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara dengan 110 mmol natrium (2.400 mg/hari). Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam dapur, atau garam meja pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita sadari mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin, telur asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang banyak mengandung garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga makanan camilan. Perhatikan dengan saksama label makanan camilan atau snack (roti, biskuit) atau makanan kaleng lainnya, yang biasanya mengandung garam di dalam daftar komposisinya.

Pengurangan pemasukan natrium
Pembatasan natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah pada beberapa individu dengan hypertensi. Dokter biasanya menentukan kadar pembatasan natrium dengan melihat seberapa berat hypertensina. Kotak dibawah ini menggambarkan tingkat pembatasan natrium. Pasien harus dianjurkan untuk memilih rasa lainnya untuk menurunkan garam setelah 3 bulan dengan diet pembatasan natrium.
The American Heart Association dapat memberikan resep-resep makanan rendah natrium termasuk untuk campuran bumbu yang digunakan untuk mensubtitusi natrium. Garam subtitusi komersial bia sanya mengandung kalium klorida daripada natrium korida. Ini dapat diijinkan dokter bila pasien tidak mengalami gangguan ginjal.
Diet kosher. Daging kosber mengandung 2-3 kali lebih banyak natrium daripada yang bukan daging kosher. Daging yang direndam dengan air ledeng selama 1 jam, lalu dibuang airnya dan dimasak efektif untuk menurunkan kandungan natrium, tapi tetap masih mengikuti hukum makanan Jahudi.
Pengobatan. Beberapa obat, termasuk antibiotik (terutama penisilin), sulfonamide, barbiturat tinggi natrium. Kandungan natriumnya dipertimbangkan untuk orang yang harus membatasi natrium dalam dietnya. Apoteker dapat memberikan informasi berapa banyak kandungan natrium dari obat-obatan ini. Pasien juga harus berhati-hati menggunakan obat-obatan yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. Antasid (kecuali yang mengandung magaldrat), aspirin, obat batuk, laksatif biasanya tinggi natrium.
Batasi minum alcohol. Pasien hipertensi harus membatasi minum alcohol sampai sekitar 20,5 ml sehari, di mana 59 ml sebanding dengan 100 proof wiski, 236 ml anggur, atau 708 ml bir. Minum alcohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
Tingkatkan pemasukan kalium. Pemasukan kalium tinggi (4,5-7 g atau 120-175 mEq/hari) dapat memberikan efek  penurunan tekanan darah yang ringan. Ini juga membantu mengganti kehilangan kalium akibat pemakaian diuretic. Buah-buahan dan sayuran segar biasanya tinggi kalium, dan rendah natrium. Kadar kalium pada beberapa makanan yang umum digunakan adalah:


Apel, mentah, 1 sedang, 159 mg
Bayam, dimasak, ½ gelas, 291 mg
Susu, skim, 1 gelas, 406 mg
Patty hamburger, kurus, dimasak, 450 mg
Jeruk, 1 sedang, 250 mg
Tomat, mentah, 1 sedang, 366 mg
Pisang, 1 sedang, 451 mg
Kentang, panggang, 1 sedang, 503 mg


Tingkatkan pemasukan kalsium
Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi. 2-3 gelas susu atau yogurt sehari, atau 113,2 g keju rendah natrium dapat memebuhi kebutuhan kalsium. Pada individu obesitas yang menurunan berat badan biasanya tekanan darahnya juga rendah walaupun dia belum mencapai berat badan ideal. Kehilangan berat 1 kg menurunkan tekanan darah diastolic dan sitolik sekita 1 mmHg.
Kembangkan cara yang terbaik mengatasi stress.
Pasien dapat dibantu untuk mengatasi mekanisme stress saat ini dan merencanakan yang lebih baik, bila diperlukan.
1.    Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight) clan kegemukan (obesitas). Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof Antihypertensive Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na), tinggi gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis.
2.    Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan. Sebaliknya, dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa asam lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan tekanan darah. Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu. Selain itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.
3.    Membatasi asupan garam (natrium klorida). Penurunan asupan garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3 hingga 1/2 populasi sensitif terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam dari makanan yang mengandung banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat menurunkan tekanan darah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan natrium sekitar 1,8 g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mm Hg, dan tekanan darah diastolik 2 mm Hg pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Hal yang juga perlu diingat, bahwa respons tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi untuk setiap orang, karena faktor genetik atau faktor dari penderita itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya. Dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara dengan 110 mmol natrium (2.400 mg/hari). Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam dapur, atau garam meja pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita sadari mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin, telur asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang banyak mengandung garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga makanan camilan. Perhatikan dengan saksama label makanan camilan atau snack (roti, biskuit) atau makanan kaleng lainnya, yang biasanya mengandung garam di dalam daftar komposisinya.
Khusus diet rendah garam
Pada penderita hipertensi, diet rendah garam bertujuan untuk membantu menghilangkan penahanan garam dan air dalam jaringan tubuh serta menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam selain diindikasikan untuk penderita hipertensi dan edema (pembengkakan), juga diberikan pada penderita dengan ber-bagai komplikasi seperti dekompensasi jantung penyakit ginjal, sirosis hati, toksemia pada kehamilan atau pada hipertensi esensial. Diet rendah garam ini harus mengandung cukup kalori, vitamin, mineral dan protein yang disesuaikan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, aktivitas, serta kondisi sakitnya. Bentuk makanan yang diberikan dise-suaikan dengan kondisi sakitnya. Selain membatasi asupan garam dapur pada makanan, makanan yang mengandung tinggi natrium juga perlu dibatasi.
Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan, sesuai dengan kondisi penderitanya, yaitu:
1.        Diet rendah garam tingkat tinggi (200-400 mg Na). Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi berat. Garam dapur sama sekali tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan yang disajikan.
2.        Diet rendah garam tingkat II (600-800 mg Na). Pada diet ini penambahan garam hanya 1/2 sdt atau 2gr.
3.        Diet rendah garam tingkat III (1000-1200 mg Na). Diet ini diberikan pada penderita hipertensi ringan. Dalam diet ini, 1 sdt atau 4gr garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan makanan.

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita hipertensi:
·      Sumber Karbohidrat. Dianjurkan: Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka hungkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan tersebut tanpa garam dapur atau soda. Tidak Dianjurkan: Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan penambahan garam dapur, baking powder atau soda kue seperti roti, biskuit, mie, bihun, makaroni dan kue kering.
·      Sumber Protein Hewani. Dianjurkan mengkonsumsi: Daging dan ikan maksimal 100gr/hari. Kemudian telur maksimal 1 butir/hari, susu maksimal 200gr/hari Tidak Dianjurkan: Otak, ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, sosis, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, kornet, ikan kalengan, ebi, udang kering, telur asin dan ikan pindang.
·      Sumber Protein Nabati. Dianjurkan: Semua kacang-kacangan dan hasil olahannya dengan catatan tanpa garam dapur saat pengolahannya. Tidak Dianjurkan; Kacang-kacangan dan hasil olahannya yang diolah dengan menggunakan garam dapur. Kemudian selanjutnya adalah keju.
·      Sayuran. Dianjurkan: Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur dan benzoat. Tidak Dianjurkan: Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, acar dan asinan.
·      Buah-Buahan. Dianjurkan: Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa garam dapur dan natium benzoat. Tidak Dianjurkan; Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.
·      Lemak. Dianjurkan; Minyak goreng, margarine, mentega tanpa garam. Tidak Dianjurkan; Margarine dan mentega yang mengandung garam tinggi.
·      Minuman. Dianjurkan; teh, kopi. Tidak Dianjurkan; Minuman ringan, cokelat, cafein dan alcohol
·      Bumbu. Dianjurkan; Semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan sumber natrium lain Tidak Dianjurkan; Garam dapur untuk diet rendah garam tingkat tinggi. Kemudian backing powder, soda kue, vetsin, kecap, terasi, maggi, saus tomat, petis dan tauco.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Diet pada penyakit jantung dan hipertensi dapat dilakukan dengan cara diet rendah garam agar menurunkan tekanan darah. Pasien dengan penyakit jantung dan hipertensi sebaiknya menghindari makanan dengan tinggi kalori dan lemak jenuh. Penyakit jantung merupakan suatu penyakit kronis yang gejala baru muncul setelah jantung secara berangsur-angsur mulai kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Secara langsung dan tidak langsung munculnya penyakit jantung in mumcul sebagai akibat dari terakumulasinya kadar kolerterol jahat yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. sehingga porses itu memunculkan plak di pembuluh darah sehingga mengurangi kelenturan dari pembuluh darah dan mengakibatkan masalah penyakti jantung.
Hipertensi biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.
Tujuan dari penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh menurunkan beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah memperbaiki pertumbuhan. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan.

B.     Saran
Untuk penderita penyakit sistem kardiovaskuler disarankan untuk menjalankan diet tersebut untuk mempertahankan status kesehatan yang ada, dan mencegah penyakit sistem kardiovaskuler semakin buruk. 2. Untuk para pembaca kami sarankan untuk menjaga umumnya pola hidup, khususnya pola makan agar penyakit kardiovaskuler tidak menyerang tubuh kita. 3. Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang kami susun. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan makalah ini.

















Daftar Pustaka
Dietary treatment of hypercholesterolemia, Dallas, 1988, American Heart Association.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar