BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung terjadi akibat proses
berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk
melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu
mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah
normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart
Disease).
Hipertensi
biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan
160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran
di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada
penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup.
Tujuan
dari penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh
menurunkan beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering
disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah
memperbaiki pertumbuhan.
B. Rumusan Masalah
a)
Apa pengertian diet jantung dan hipertensi?
b)
Bagaimana cara pengaturan makanan pada pasien diet jantung
dan hipertensi?
c)
Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan pada diet jantung
dan hipertensi?
C. Tujuan Penulisan
a.
Tujuan Umum
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu gizi.
b.
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui pengertian diet jantung dan hipertensi.
2.
Untuk mengetahui cara pengaturan makanan pada pasien diet
jantung dan hipertensi.
3.
Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada diet
jantung dan hipertensi.
D. Metode Penulisan
Metode
dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode studi pustaka dan diskusi
kelompok.
E. Sistematika Penulisan
Pertama,
pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan). Kedua, pembahasan (materi atau isi
makalah). Ketiga, penutup (kesimpulan dan saran).
BAB II
ISI
A. Diet
jantung
a) Pengertian
diet jantung
Penyakit jantung merupakan suatu
penyakit kronis yang gejala baru muncul setelah jantung secara berangsur-angsur
mulai kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal. Secara langsung
dan tidak langsung munculnya penyakit jantung in mumcul sebagai akibat dari
terakumulasinya kadar kolerterol jahat yang tinggi dalam jangka waktu yang
lama. sehingga porses itu memunculkan plak di pembuluh darah sehingga
mengurangi kelenturan dari pembuluh darah dan mengakibatkan masalah penyakti
jantung.
Pemberian diet jantung ini memiliki
tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh tanpa memperberat kerja jantung,
dan juga dapat memberikan efek pengurangan berat badan, serta mencegah
munculnya resistensi air dan garam yang dapat memunculkan hipertensi.
Penyakit
jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur
kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal
penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan
mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut
nadi (Compensated Heart Disease).
Dalam
keadaan tidak terkompensasi (Decompensitio Cordis), sirkulasi darah yang tidak
normal menyebabkan sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah
jantung. Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi
ginjal, hati, otak, serta tekanan darah, yang berakibat terjadinya resorpsi
natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi akut bila
disertai infeksi (endocarditis atau carditis), gagal jantung, setelah myocrd
infarct, dan setelah operasi jantung.
Tujuan Diet
Tujuan diet jantung adalah:
1. Memberikan
makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
2. Menurunkan
berat badan bila terlalu gemuk.
3. Mencegah
atai menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat diet
Syarat-syarat Diet Penyakit Jantung adalah sebagai
berikut:
1.
Energy cukup, untuk
mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2.
Protein cukup yaitu 0,8
g/kg BB.
3.
Lemak sedang, yaitu
25-30% dari kebutuhan energy total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-15%
lemak tidak jenuh.
4.
Kolesterol rendah,
terutama jika disertai dengan displidemia.
5.
Vitamin dan mineral
cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika tidak
dibutuhkan.
6.
Garam rendah, 2-3
g/hari, jika disertai hipertensi atau edema.
7.
Makanan mudah cerna dan
tidak menimbulkan gas.
8.
Serat cukup untuk
menghindari konstipasi.
9.
Cairan cukup, kurang
lebih 2 lite/hari sesuai dengan kebutuhan.
10. Bentuk
makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
11. Bila
kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
b) Hal-hal
yang harus di perhatikan pada penderita penyakit jantung
Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan dalam
perawatan diet penderita jantung koroner :
1)
Pembatasan kandungan kalori dalam diet perlu dilakukan
lebih-lebih jika penderita tergolong obesitas atau berat badannya melebihi
berat badan ideal. Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya mempunyai berat
badan sedikit di bawah berat badan ideal.
2)
Penggunaan lemak jenuh harus dihindarkan, sedangkan lemak
tak jenuh berganda (polyunsatrated fatty acid) yang dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, dapat diperbanyak untuk menggantikan lemak jenuh.
3)
Pemakaian gula dalam diet sehari-hari hendaknya tidak
berlebihan, karena konsumsi gula yang tinggi dapat mempermudah terjadinya
aterosklerosis.
4)
Untuk mengurangi beban kerja jantung, porsi makanan
sebaiknya kecil. Agar tubuh mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan dalam
jumlah yang cukup, frekuensi pemberian makanan hendaknya lebih sering.
5)
Pengurangan garam
perlu dilakukan apabila penderita menunjukkan tanda-tanda kenaikan tekanan
darah atau terlihat adanya edema.
6)
Bahan makanan yang dapat menimbulkan gas dalam lambung
seperti kol, lobak, durian, dan sebagainya sebaiknya tidak diberikan.
7)
Bumbu-bumbu yang
dapat menimbulkan rangsangan seperti lombok, merica, dan sebagainya hendaknya
dihindarkan.
8)
Penderita tidak diberi minuman berupa kopi, teh kental, atau
minuman yang mengandung soda (soft drink) dan alkohol.
9)
Makanan atau kue yang
terlalu manis dan makanan berlemak atau dimasak dengan lemak hendaknya tidak
diberikan.
Disamping perawatan dietetik, juga
perlu dilakukan upaya penyembuhan yang lain, terutama mengurangi berbagai
faktor risiko, seperti merokok, tekanan emosional, dan sebagainya. Juga olah
raga fisik perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan berat
badan.
c) Cara
pengaturan makan pada penderita penyakit jantung
Penatalaksanaan Gizi
Tujuan dari
penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh menurunkan
beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering disertai
gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah memperbaiki
pertumbuhan.
Intervensi dan pendidikan pasien
Tindakan di bawah ini
dirancang untuk mengurangi efek gagal jantung kongesif.
Pengurangan
natrium pada diet untuk mengurangi retensi cairan.
Jumlah
natrium yang diijinkan berkisar 45-70 mg/kg/hari pada bayi, dan 2 g untuk orang
dewasa. Kotak pembatasan natrium memberikan petunjuk untuk mencapai pembatasan
natrium. Biasanya ini diperlukan untuk jangka panjang, sehingga pasien dan
keluarganya perlu mendapatkan instruksi tentang pembatasan natrium.
Pengurangan
pemasukan cairan untuk membantu mengurangi volume peredaran darah
Jumlah
cairan yang diijinkan berkisar 80-160 ml/kg/hari pada bayi dan 1,5-2 L/hari
untuk orang dewasa. Ini termasuk yang berasal dari makanan serta cairan yang
diberikan bersama obat. Beberapa makanan padat pada suhu ruangan dan cair pada
suhu tubuh. Gelatin dapat dihitung 100% air, es krim 33% dan es buah 50%.
Zat-zat gizi bila mungkin harus dipenuhi dalam volume kecil.
Tingkatkan
pemasukan kalium menjadi 4,5-7 g/hari, kecuali bila ada gangguan ginjal.
Diuretic
meningkatkan kehilangan kalium dan terjadi hipokalemia sebagai predisposisi
dari toksi digitalis.
Bagi
makanan yang akan dimakan sehari menjadi porsi kecil.
5-6
porsi kecil sehari adalah lebih baik dan dapat diterima dengan baik pada pasien
dengan sesak nafas, dari pada 3 porsi besar sehari.
Capai
berat badan optimum pada orang dewasa dan pertumbuhan yang baik pada anak-anak.
Orang
kegemukan dengan gagal jantung kongesif dapat menigkatkan beban pada otot
jantung. Penurunan berat badan sangat penting. Pasien malnutrisi, terutama
anak-anak memberikan gambaran perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk gagal
jantung kongesif bila diberikan makanan pipa yang terus menerus.
Jenis
diet dan indikasi pemberian
Diet
jantung I
Diet
jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
Dekompensasio Kordisi Berat. Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari
selama1-2 hari pertama bila pasien menerimanya. Diet ini sangat rendah energi
dan semua zat gizi, sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet
Jantung II
Diet
Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut dapat diatasi.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung II
Garam Rendah. Diet ini rendah energy, protein, kalsium, dan tiamin.
Diet
Jantung III
Diet
Jantung III diberikan dalam bentuk Makanan Lunak atau Biasa. Diet diberikan
sebagai perpindahan dari Diet Jantung II atau kepada pasien jantung dengan
kondisi yang tidak terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai Diet Jantung III Garam Rendah. Diet ini rendah energy dan
kalsium, tetapi cukup zat lain.
Diet
Jantung IV
Diet
Jantung IV diberikan dalam bentuk Makanan Biasa. Diet diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet Jantung IV
Garam Rendah. Diet ini cukup energy dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
Bahan
Makanan Sehari
1. Diet
Jantung I
Pada diet
jantung I pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi seperti nasi, daging ayam,
telur ayam, tempe, sayuran dan minyak. Diperbolehkan mengkonsumsi buah 400 g,
margarine tidak bergaram 1 sdm, gula pasir 8 sdm, susu skim bubuk 20 sdm.
2. Diet
Jantung II
Pada diet
jantung II pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi tempe dan margarine tidak
bergaram. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 100 g, daging 100 g, telur ayam 50
g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 1 ½ sdm, gula pasir 2 sdm dan susu skim
bubuk 4 sdm.
3. Diet
Jantung III
Pada Diet
Jantung III pasien tidak di perbolehkan mengkonsumsi margarine tidak bergaram
dan susu skim bubuk. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 200 g, daging 100 g,
telur ayam 50 g, tempe 75 g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 1 ½ sdm dan gula
pasir 3 sdm.
4. Diet
Jantung IV
Pada Diet
Jantung IV pasien tidak di perbolehkan mengkonsumsi margarine tidak bergaram
dan susu skim bubuk. Diperbolehkan mengkonsumsi beras 250 g, daging 100 g,
telur ayam 50 g, tempe 125 g, sayuran 300 g, buah 400 g, minyak 2 ½ sdm dan
gula pasir 3 sdm.
Jadwal
makan pasien Penyakit jantung
Waktu
|
Bahan
Makanan
|
Diet
Jantung I
|
Diet
Jantung II
|
Diet
Jantung III
|
Diet
Jantung IV
|
06.00
|
Gula
pasir
Margarin
Susu
Skim Bubuk
|
1
sdm
½
sdm
4
sdm
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
08.00
|
Beras
Telur
Ayam
Tempe
Sayuran
Minyak
Margarin
Gula
Pasir
Susu
skim bubuk
|
-
-
-
-
-
1/5
sdm
1
sdm
4
sdm
|
30
g
50g
-
100
g
½
sdm
-
1
sdm
4
sdm
|
50
g
50
g
25
g
100
g
½
sdm
-
1
sdm
-
|
50
g
50
g
25 g
100 g
½
sdm
-
1
sdm
-
|
10.00
|
Sari
jeruk
Papaya
Gula
pasir
|
1
gls
-
1
½ sdm
|
-
1
ptg sdg
1
sdm
|
-
1
ptg sdg
1
sdm
|
-
1
ptg sdg
1
sdm
|
12.00/18.00
|
Beras
Daging
Tempe
Sayuran
Papaya
Margarine
Minyak
Gula
pasir
Susu
skim bubuk
|
-
-
-
-
-
1/5
sdm
-
1
sdm
4
sdm
|
35
g
50
g
-
100
g
1
ptg sdg
-
½
sdm
-
-
|
75
g
50
g
25
g
100
g
1
ptg sdg
-
½
sdm
-
-
|
100
g
50
g
50
g
100
g
1
ptg sdg
-
1
sdm
-
-
|
16.00
|
Sari
jeruk
Papaya
Gula
pasir
|
1
gls
-
1
½ sdm
|
-
1
ptg sdg
-
|
-
1 ptg sdg
1
sdm
|
-
1
ptg sdg
1
sdm
|
20.00
|
Gula
pasir
Margarin
Susu
skim
|
1
sdm
1/5
sdm
4
sdm
|
-
-
-
|
-
-
-
|
-
-
-
|
Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Bahan
Makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak
Dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
Beras
tim atau disaring: roti, mie, kentang, makroni, biscuit, tepung
beras/terigu/sagu aren/sagu ambon, kentang, gula pasir, gula merah, madu dan
sirup
|
Makanan
yang tidak mengandung gas atau alcohol, seperti: ubi, singkong, tape
singkong, dan tape ketan.
|
Sumber
Protein Hewani
|
Daging
sapi, ayam dengan lemak rendah: ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah
yang telah ditentukan.
|
Daging
sapid an ayam yang berlemak: gajih, sosis, ham, hati, limpa, babat, otak,
kepiting dan kerang-kerangan, keju dan susu penuh.
|
Sumber
Protein Nabati
|
Kacang-kacangan
kering, seperti: kacang kedelai dan olahnya, seperti tahu dan tempe.
|
Kacang-kacangan
kering yang mengandung lemak cukuo tinggi seperti kacang tanah, kacang mete
dan kacang bogor.
|
Sayuran
|
Sayuran
yang tidak mengandung gas, seperti: bayam, kangkung, kacang buncis, kacang
panjang, wortel, tomat, labu siam, dan tauge.
|
Semua
sayuran yang mengandung gas seperti: kol, kembang kol, lobak, sawi dan nangka
muda.
|
Buah-buahan
|
Semua
buah-buahan segar seperti: pisang, papaya, jeruk, apel, melon, semangka dan
sawo.
|
buah-buahan
segar yang mengandung alcohol atau gas, seperti: durian dan nangka matang.
|
Lemak
|
Minyak
jagung, minyak kedelai, margarine, mentega dalam jumlah terbatas dan tidak
untuk menggoreng tetapi untuk menumis: kelapa atau santan encer dalam jumlah
terbatas.
|
Minyak
kelapa dan minyak kelapa sawit: santan kental.
|
Minuman
|
Teh
encer, coklat, dan sirup.
|
Teh/kopi
kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol, seperti bird an wiski.
|
Bumbu
|
Semua
bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah terbatas.
|
Lombok,
cabe rawit, dan bumbu lain yang tajam.
|
B. Hipertensi
a) Pengertian
Hipertensi
Hipertensi
biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan
160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran
di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada
penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup.
Tujuan
dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan
untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan
pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung,
ginjal dan diabetes mellitus. Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah
sebagai berikut:
–
Makanan beraneka ragam
dan gizi seimbang.
–
Jenis dan komposisi
makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
–
Jumlah garam dibatasi
sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini
adalah garam natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium
adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak
lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar
natrium.
Patofisiologi
Peningkatan voulume darah,
kecepatan denyut jantung, resistensi pembuluh darah tepi akan mengarah ke
hipertensi. 90% dari kasus adalah “hipertensi esensial”-di mana penyebabnya
tidak diketahui. Hipertensi adalah faktor risiko untuk CVA (cerebral vascular
accident), infark miokard dan gagal ginjal.
Pengobatan
Obat-obat yang digunakan untuk
mengobati hipertensi meliputi diuretic, obat penghambat beta adrenergic seperti
fentolamin, dan obat antihipertensi seperti metildopa. Perubahan diet dan cara
hidup juga penting dalam pengobatan hipertensi.
b) Hal-hal
yang harus di perhatikan pada penderita hipertensi
Hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau
tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota
rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih
besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola
makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa
dan Bali.
Pengaturan
menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara pertama
adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam
3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang
dari 1,25 gram per hari). Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak
terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat dan keempat, diet rendah energi (bagi
yang kegemukan). Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan olahraga
secara rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu
mendapat perhatian:
1.
Jika kelebihan berat badan. Seseorang yang mengalami
kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami hipertensi meningkat lebih dari
tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya bobot
badan. Menurunkan bobot badan merupakan strategi sangat efektif dalam mengatur
pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot
badan 2,5 – 5kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg.
Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan perbaikan ini.
2.
Kurangi asupan natrium (sodium). Ternyata, bila seseorang
mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka waktu lama kemungkinannya
mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar. Karena itu, kurangi asupan
garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak
penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh
per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para lansia.
3.
Usahakan cukup asupan kalium (potassium). Kalium banyak
terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini menurunkan tekanan
darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing.
Dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam sehari,
seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
4.
Batasi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat mempunyai resiko mengalami
hipertensi empat kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol.
Jelaslah, kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan
turun.
c) Cara
pengaturan makan pada penderita hipertensi
Mengatur pola makan penderita hipertensi. Bagi penderita
hipertensi, pengaturan diet secara umum perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1.
Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan
berat badan lebih (overweight) clan kegemukan (obesitas). Beberapa penelitian
melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang gemuk, oleh
penurunan tekanan darah yang berarti. Pada penelitian Trialof Antihypertensive
Interventions and Management (TAIM), penurunan sekitar 4,4 kg dalam waktu 6
bulan, dapat menurunkan tekanan darah 2,5 mm Hg. Hindari makanan junk food yang
biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na), tinggi
gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan, kue-kue manis.
2.
Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan
kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak
daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan. Sebaliknya, dianjurkan untuk
banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan omega-6. Selain
baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa asam lemak tak jenuh
omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan tekanan darah. Oleh karena itu
dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu. Selain itu, asam oleat
(yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga bermanfaat dalam
mencegah peningkatan tekanan darah.
3.
Membatasi asupan garam (natrium klorida). Penurunan asupan
garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn mencegah dan mengatasi
tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3 hingga 1/2 populasi sensitif
terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam dari makanan yang mengandung
banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat menurunkan tekanan darah.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan natrium sekitar 1,8
g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mm Hg, dan tekanan darah
diastolik 2 mm Hg pada seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, dan hanya
penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Hal yang
juga perlu diingat, bahwa respons tekanan darah terhadap perubahan asupan garam
bervariasi untuk setiap orang, karena faktor genetik atau faktor dari penderita
itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya. Dianjurkan untuk mengkonsumsi
asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara dengan 110 mmol natrium (2.400 mg/hari).
Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam dapur, atau garam meja pada
waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita sadari mengandung
banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin, telur asin, dan
diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang banyak mengandung garam dapur
misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga makanan camilan. Perhatikan
dengan saksama label makanan camilan atau snack (roti, biskuit) atau makanan
kaleng lainnya, yang biasanya mengandung garam di dalam daftar komposisinya.
Pengurangan
pemasukan natrium
Pembatasan
natrium dapat membantu menurunkan tekanan darah pada beberapa individu dengan
hypertensi. Dokter biasanya menentukan kadar pembatasan natrium dengan melihat
seberapa berat hypertensina. Kotak dibawah ini menggambarkan tingkat pembatasan
natrium. Pasien harus dianjurkan untuk memilih rasa lainnya untuk menurunkan
garam setelah 3 bulan dengan diet pembatasan natrium.
The American Heart Association
dapat memberikan resep-resep makanan rendah natrium termasuk untuk campuran
bumbu yang digunakan untuk mensubtitusi natrium. Garam subtitusi komersial bia
sanya mengandung kalium klorida daripada natrium korida. Ini dapat diijinkan
dokter bila pasien tidak mengalami gangguan ginjal.
Diet kosher. Daging kosber
mengandung 2-3 kali lebih banyak natrium daripada yang bukan daging kosher.
Daging yang direndam dengan air ledeng selama 1 jam, lalu dibuang airnya dan
dimasak efektif untuk menurunkan kandungan natrium, tapi tetap masih mengikuti
hukum makanan Jahudi.
Pengobatan. Beberapa obat, termasuk
antibiotik (terutama penisilin), sulfonamide, barbiturat tinggi natrium.
Kandungan natriumnya dipertimbangkan untuk orang yang harus membatasi natrium
dalam dietnya. Apoteker dapat memberikan informasi berapa banyak kandungan
natrium dari obat-obatan ini. Pasien juga harus berhati-hati menggunakan
obat-obatan yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. Antasid (kecuali yang
mengandung magaldrat), aspirin, obat batuk, laksatif biasanya tinggi natrium.
Batasi minum alcohol. Pasien
hipertensi harus membatasi minum alcohol sampai sekitar 20,5 ml sehari, di mana
59 ml sebanding dengan 100 proof wiski, 236 ml anggur, atau 708 ml bir. Minum
alcohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
Tingkatkan pemasukan kalium.
Pemasukan kalium tinggi (4,5-7 g atau 120-175 mEq/hari) dapat memberikan
efek penurunan tekanan darah yang
ringan. Ini juga membantu mengganti kehilangan kalium akibat pemakaian
diuretic. Buah-buahan dan sayuran segar biasanya tinggi kalium, dan rendah
natrium. Kadar kalium pada beberapa makanan yang umum digunakan adalah:
Apel,
mentah, 1 sedang, 159 mg
Bayam,
dimasak, ½ gelas, 291 mg
Susu,
skim, 1 gelas, 406 mg
Patty
hamburger, kurus, dimasak, 450 mg
|
Jeruk,
1 sedang, 250 mg
Tomat,
mentah, 1 sedang, 366 mg
Pisang,
1 sedang, 451 mg
Kentang,
panggang, 1 sedang, 503 mg
|
Tingkatkan pemasukan kalsium
Kecukupan kalsium penting untuk
mencegah dan mengobati hipertensi. 2-3 gelas susu atau yogurt sehari, atau
113,2 g keju rendah natrium dapat memebuhi kebutuhan kalsium. Pada individu
obesitas yang menurunan berat badan biasanya tekanan darahnya juga rendah
walaupun dia belum mencapai berat badan ideal. Kehilangan berat 1 kg menurunkan
tekanan darah diastolic dan sitolik sekita 1 mmHg.
Kembangkan cara yang terbaik mengatasi stress.
Pasien dapat dibantu untuk
mengatasi mekanisme stress saat ini dan merencanakan yang lebih baik, bila
diperlukan.
1.
Membatasi asupan kalori,
terutama bagi penderita dengan berat badan lebih (overweight) clan kegemukan
(obesitas). Beberapa penelitian melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada
penderita yang gemuk, oleh penurunan tekanan darah yang berarti. Pada
penelitian Trialof Antihypertensive Interventions and Management (TAIM),
penurunan sekitar 4,4 kg dalam waktu 6 bulan, dapat menurunkan tekanan darah
2,5 mm Hg. Hindari makanan junk food yang biasanya tinggi kalori, tinggi lemak,
serta tinggi asupan garam (Na), tinggi gula, dan rendah serat. Contoh:
goreng-gorengan, kue-kue manis.
2.
Membatasi asupan makanan yang
banyak mengandung lemak dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi
berlanjut seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan
terlalu banyak daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan. Sebaliknya,
dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan
omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa asam
lemak tak jenuh omega-3. Khususnya EPA, dapat membantu penurunan tekanan darah.
Oleh karena itu dianjurkan untuk makan ikan sedikitnya 2 porsi/minggu. Selain
itu, asam oleat (yang banyak dite-mukan pada minyak zaitun) dilaporkan juga
bermanfaat dalam mencegah peningkatan tekanan darah.
3.
Membatasi asupan garam (natrium
klorida). Penurunan asupan garam sudah dikenal sejak dahulu berperanan dalarn
mencegah dan mengatasi tekanan darah tinggi. Dilaporkan bahwa sekitar 1/3
hingga 1/2 populasi sensitif terhadap garam, sehingga penurunan asupan garam
dari makanan yang mengandung banyak garam dan garam di atas meja, diharapkan dapat
menurunkan tekanan darah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penurunan asupan
natrium sekitar 1,8 g/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4 mm Hg, dan
tekanan darah diastolik 2 mm Hg pada seseorang yang memiliki tekanan darah
tinggi, dan hanya penurunan lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah
normal. Hal yang juga perlu diingat, bahwa respons tekanan darah terhadap
perubahan asupan garam bervariasi untuk setiap orang, karena faktor genetik
atau faktor dari penderita itu sendiri seperti usia, ras, dan lainnya.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi asupan garam kurang dari 6 g/hari yang setara
dengan 110 mmol natrium (2.400 mg/hari). Pengurangan asupan garam bukan saja
dari garam dapur, atau garam meja pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan
yang tanpa kita sadari mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan
(ikan asin, telur asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang
banyak mengandung garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau juga
makanan camilan. Perhatikan dengan saksama label makanan camilan atau snack
(roti, biskuit) atau makanan kaleng lainnya, yang biasanya mengandung garam di
dalam daftar komposisinya.
Khusus diet rendah garam
Pada penderita hipertensi, diet rendah garam bertujuan
untuk membantu menghilangkan penahanan garam dan air dalam jaringan tubuh serta
menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam selain diindikasikan untuk
penderita hipertensi dan edema (pembengkakan), juga diberikan pada penderita
dengan ber-bagai komplikasi seperti dekompensasi jantung penyakit ginjal,
sirosis hati, toksemia pada kehamilan atau pada hipertensi esensial. Diet
rendah garam ini harus mengandung cukup kalori, vitamin, mineral dan protein
yang disesuaikan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan,
aktivitas, serta kondisi sakitnya. Bentuk makanan yang diberikan dise-suaikan
dengan kondisi sakitnya. Selain membatasi asupan garam dapur pada makanan,
makanan yang mengandung tinggi natrium juga perlu dibatasi.
Diet rendah garam dibagi menjadi beberapa tingkatan, sesuai dengan kondisi
penderitanya, yaitu:
1.
Diet rendah garam tingkat
tinggi (200-400 mg Na). Diet ini diberikan kepada penderita hipertensi
berat. Garam dapur sama sekali tidak boleh ditambahkan ke dalam makanan yang
disajikan.
2.
Diet rendah garam tingkat II (600-800
mg Na). Pada diet ini penambahan garam hanya 1/2 sdt atau 2gr.
3.
Diet rendah garam tingkat III (1000-1200
mg Na). Diet ini diberikan pada penderita hipertensi ringan. Dalam diet
ini, 1 sdt atau 4gr garam dapur boleh ditambahkan dalam pengolahan makanan.
Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita
hipertensi:
·
Sumber Karbohidrat. Dianjurkan: Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka hungkwe,
gula, makanan yang diolah dari bahan tersebut tanpa garam dapur atau soda.
Tidak Dianjurkan: Makanan yang diolah dari sumber hidrat arang dengan
penambahan garam dapur, baking powder atau soda kue seperti roti, biskuit, mie,
bihun, makaroni dan kue kering.
·
Sumber Protein Hewani. Dianjurkan mengkonsumsi: Daging dan ikan maksimal 100gr/hari.
Kemudian telur maksimal 1 butir/hari, susu maksimal 200gr/hari Tidak
Dianjurkan: Otak, ginjal, lidah, sarden, daging, ikan, susu dan telur yang
diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, sosis, ham, bacon, dendeng,
abon, keju, ikan asin, kornet, ikan kalengan, ebi, udang kering, telur asin dan
ikan pindang.
·
Sumber Protein Nabati. Dianjurkan: Semua kacang-kacangan dan hasil olahannya dengan
catatan tanpa garam dapur saat pengolahannya. Tidak Dianjurkan; Kacang-kacangan
dan hasil olahannya yang diolah dengan menggunakan garam dapur. Kemudian
selanjutnya adalah keju.
·
Sayuran. Dianjurkan: Semua sayuran segar, sayuran yang diawetkan tanpa garam
dapur dan benzoat. Tidak Dianjurkan: Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan
garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin,
acar dan asinan.
·
Buah-Buahan. Dianjurkan: Semua buah-buahan segar, buah yang diawetkan tanpa garam
dapur dan natium benzoat. Tidak Dianjurkan; Buah-buahan yang diawetkan dengan
garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng.
·
Lemak. Dianjurkan; Minyak goreng, margarine, mentega tanpa garam. Tidak
Dianjurkan; Margarine dan mentega yang mengandung garam tinggi.
·
Minuman. Dianjurkan; teh, kopi. Tidak Dianjurkan; Minuman ringan, cokelat,
cafein dan alcohol
·
Bumbu. Dianjurkan; Semua bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur
dan sumber natrium lain Tidak Dianjurkan; Garam dapur untuk diet rendah garam
tingkat tinggi. Kemudian backing powder, soda kue, vetsin, kecap, terasi,
maggi, saus tomat, petis dan tauco.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Diet pada penyakit jantung dan
hipertensi dapat dilakukan dengan cara diet rendah garam agar menurunkan
tekanan darah. Pasien dengan penyakit jantung dan hipertensi sebaiknya
menghindari makanan dengan tinggi kalori dan lemak jenuh. Penyakit jantung
merupakan suatu penyakit kronis yang gejala baru muncul setelah jantung secara
berangsur-angsur mulai kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal.
Secara langsung dan tidak langsung munculnya penyakit jantung in mumcul sebagai
akibat dari terakumulasinya kadar kolerterol jahat yang tinggi dalam jangka
waktu yang lama. sehingga porses itu memunculkan plak di pembuluh darah
sehingga mengurangi kelenturan dari pembuluh darah dan mengakibatkan masalah
penyakti jantung.
Hipertensi
biasanya didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan
160/95 mmHg. Nomor tensi bila tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg. Pengukuran
di antara dua nilai di atas dianggap sebagai batas dari Hipertensi. Pada
penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup.
Tujuan
dari penatalaksanaan gizi adalah menurunkan total air dan natrium tubuh
menurunkan beban kerja jantung. Anak-anak dengan gagal jantung kongestif sering
disertai gangguan pertumbuhan dan tidak ada kenaikan berat badan. Ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk anak-anak ini maka tujuannya adalah
memperbaiki pertumbuhan. Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak
dan kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak
daging kambing, lemak sapi, lemak babi, jeroan.
B.
Saran
Untuk penderita penyakit sistem
kardiovaskuler disarankan untuk menjalankan diet tersebut untuk mempertahankan
status kesehatan yang ada, dan mencegah penyakit sistem kardiovaskuler semakin
buruk. 2. Untuk para pembaca kami sarankan untuk menjaga umumnya pola hidup,
khususnya pola makan agar penyakit kardiovaskuler tidak menyerang tubuh kita.
3. Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang kami
susun. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi menyempurnakan makalah ini.
Daftar Pustaka
Dietary treatment of hypercholesterolemia, Dallas, 1988,
American Heart Association.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar